TEMANGGUNG, temanggung-news.id - Senin (29/07/24) Balai Desa Ngadimulyo menjadi saksi penting dari upaya pencegahan stunting melalui Focus Group Discussion (FGD) yang diadakan oleh Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro. Kegiatan ini merupakan bagian dari program strategis untuk mengatasi masalah stunting yang kerap menghantui banyak daerah, khususnya di desa-desa dengan akses terbatas terhadap layanan kesehatan. Kegiatan ini bertujuan merumuskan strategi pencegahan stunting dengan melibatkan kader Posyandu sebagai ujung tombak dalam program kesehatan desa.


Pioner dalam kegiatan ini adalah Shafira Maharani Fatiha, mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro. Shafira bersama dengan tim menyelenggarakan kegiatan yang diikuti oleh para kader posyandu Desa Ngadimulyo, bidan Desa Ngadimulyo, dan stakeholder lainnya yang memiliki peran penting dalam upaya pencegahan stunting.


Acara dibuka Kepala Desa Ngadimulyo, yang menyambut baik kehadiran mahasiswa KKN serta para kader Posyandu, dan menyatakan pentingnya kolaborasi dalam menghadapi tantangan stunting. 


"Kami sangat menghargai inisiatif mahasiswa KKN Universitas Diponegoro yang telah berkontribusi dalam merumuskan strategi pencegahan stunting di desa kami. Harapan kami adalah hasil dari diskusi ini dapat diterapkan secara efektif untuk meningkatkan kesehatan anak-anak di desa kami," ungkap Kepala Desa.


Fasilitator kegiatan, Shafira Maharani Fatiha, memulai sesi dengan memberikan pemaparan tentang tujuan dan agenda diskusi. Dalam presentasinya, Shafira menjelaskan pentingnya keterlibatan semua pihak dalam menangani stunting, sebuah kondisi kekurangan gizi kronis yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal.


 “Diskusi ini adalah langkah awal untuk mengidentifikasi masalah dan merancang solusi yang sejalan dengan konteks lokal,” tegas Shafira.


Diskusi dalam FGD berlangsung dengan antusiasme tinggi. Para kader Posyandu, yang merupakan garda terdepan dalam pelayanan kesehatan anak dan ibu di tingkat desa, berbagi pengalaman dan tantangan yang mereka hadapi. Mereka juga mengemukakan ide-ide kreatif untuk mengatasi masalah tersebut, mulai dari peningkatan pendidikan gizi untuk orang tua, hingga penyuluhan kesehatan yang lebih intensif.


Selama sesi diskusi, para kader Posyandu berbagi pengalaman dan tantangan mereka dalam menangani masalah stunting. Mereka menyampaikan berbagai isu, mulai dari keterbatasan sumber daya hingga kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi. Diskusi ini mengarah pada berbagai ide kreatif untuk mengatasi masalah tersebut. Para peserta sepakat bahwa peningkatan pendidikan gizi, pemantauan kesehatan yang lebih rutin, pendampingan pemberian pengetahuan mengenai bahaya stunting bagi Ibu Hamil dan Ibu Balita dan dukungan dari berbagai pihak adalah kunci untuk mengatasi stunting.



Kegiatan ditutup dengan kesimpulan dari Shafira Maharani Fatiha yang merangkum hasil diskusi dan langkah-langkah selanjutnya. Shafira mengapresiasi kontribusi aktif dari semua peserta dan menekankan pentingnya implementasi strategi yang telah dirumuskan. 


"Kita telah menghasilkan banyak ide dan rekomendasi yang berharga. Kini, tantangannya adalah menerapkan strategi ini secara efektif di lapangan. Kami berharap semua pihak dapat bekerja sama untuk mewujudkannya," tambah Shafira.


Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal yang penting dalam perbaikan kesehatan anak di Desa Ngadimulyo, serta membangun pondasi yang kuat untuk program-program kesehatan masyarakat yang lebih efektif di masa depan. Kegiatan ini mencerminkan komitmen bersama dalam upaya pencegahan stunting dan kesehatan masyarakat yang lebih baik. Dengan kerjasama dan komitmen semua pihak, pencegahan stunting di desa ini diharapkan dapat mencapai hasil yang signifikan, memberikan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.


Penulis: Shafira Maharani Fatiha

DPL : Hafidh Khoerul Fata, S.Si., M.Si.

KKN TIM II 2023/2024 UNIVERSITAS DIPONEGORO

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama