Temanggung, temanggung-news.id - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (Undip) melaksanakan program kerja inovatif berupa edukasi pengolahan sampah organik melalui pembuatan ekoenzim di SD 02 Ngadimulyo, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung.
Program ini bertujuan untuk memanfaatkan sampah organik rumah tangga dengan cara yang ramah lingkungan serta mendidik siswa sejak dini mengenai pentingnya pengelolaan sampah yang baik dan benar.
Sampah organik rumah tangga di Indonesia, yang meliputi sisa makanan, buah-buahan, dan limbah dapur lainnya, menyumbang sekitar 60-70% dari total sampah rumah tangga. Masalah ini diperburuk oleh kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pemilahan dan pengolahan sampah organik. Banyak dari sampah ini berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), menyebabkan pembusukan yang menghasilkan gas metana berbahaya dan pencemaran lingkungan.
Pengolahan sampah organik dengan ekoenzim menawarkan solusi yang efektif. Ekoenzim, yang dihasilkan dari fermentasi sampah organik, dapat mempercepat proses dekomposisi, mengurangi volume sampah, dan menghasilkan produk berguna seperti pembersih lantai alami, pembersih toilet, dan pupuk cair yang mendukung pertanian organik.
Pada (26/7/24) seluruh siswa kelas enam SD 02 Ngadimulyo berpartisipasi dalam kegiatan edukasi yang dipandu oleh mahasiswa KKN Undip. Kegiatan ini diawali dengan sesi pengenalan konsep dasar ekoenzim. Mahasiswa menjelaskan bahwa ekoenzim adalah cairan serbaguna yang dihasilkan dari fermentasi limbah organik seperti sisa buah dan sayuran, gula merah, dan air. Ekoenzim ini memiliki berbagai manfaat, di antaranya sebagai pembersih alami, pupuk cair, hingga penghilang bau.
Selama sesi pengenalan, para siswa diajak untuk memahami pentingnya pengelolaan sampah organik dan dampak positif yang dapat dihasilkan jika sampah tersebut dikelola dengan baik.
"Ekoenzim tidak hanya membantu mengurangi volume sampah organik yang berakhir di tempat pembuangan akhir, tetapi juga memberikan manfaat praktis bagi keseharian kita," jelas salah satu mahasiswa KKN, Faridah Luthfie Maryam.
Setelah sesi pengenalan, kegiatan dilanjutkan dengan demonstrasi langsung pembuatan ekoenzim. Para siswa diajak untuk mengumpulkan sampah organik seperti sisa buah dan sayuran. Kemudian, mereka memotong-motong sampah organik tersebut dan mencampurkannya dengan gula merah dan air sesuai dengan panduan yang diberikan.
Setiap siswa berkesempatan untuk berpartisipasi langsung dalam proses pembuatan ekoenzim, sehingga mereka dapat merasakan pengalaman praktis yang menyenangkan dan edukatif.
Antusiasme siswa terlihat jelas selama kegiatan berlangsung. Mereka dengan penuh semangat mengumpulkan dan memproses sampah organik yang tersedia. Mahasiswa KKN Undip juga aktif memberikan bimbingan dan menjawab berbagai pertanyaan dari siswa terkait proses pembuatan ekoenzim.
" Ternyata, sampah yang biasa saya buang begitu saja bisa diubah menjadi sesuatu yang bermanfaat," ujar salah satu siswa kelas enam, Aska.
Guru kelas enam SD 02 Ngadimulyo, Bu Farida, menyambut baik program ini. Menurutnya, edukasi seperti ini sangat penting untuk menanamkan kebiasaan baik dalam pengelolaan sampah sejak dini.
"Kami sangat berterima kasih kepada mahasiswa KKN Undip yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi siswa-siswa kami. Diharapkan kegiatan ini dapat menanamkan kebiasaan baik dalam mengelola sampah sejak dini," ujarnya.
Program kerja mahasiswa KKN Undip ini tidak hanya berfokus pada aspek edukatif, tetapi juga memberikan solusi praktis yang dapat diterapkan oleh siswa dan masyarakat di rumah masing-masing. Di setiap ruang kelas enam diberikan infografis ekoenzim yang berisi bahan-bahan dasar dan panduan pembuatan ekoenzim. Dengan adanya infografis ini, siswa diharapkan dapat langsung mempraktikkan pembuatan ekoenzim di rumah bersama keluarga mereka.
Selain itu, mahasiswa KKN Undip juga menyampaikan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menciptakan agen perubahan di kalangan siswa.
"Kami berharap dengan edukasi ini, siswa-siswa dapat menerapkan ilmu yang didapat di rumah masing-masing dan menjadi agen perubahan bagi lingkungannya," tambah Faridah Luthfie Maryam.
Dengan demikian, diharapkan siswa dapat mengedukasi keluarga dan teman-teman mereka mengenai pentingnya pengelolaan sampah organik.
Program edukasi pengolahan sampah organik melalui ekoenzim ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk para guru dan orang tua siswa. Mereka berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan dan diperluas cakupannya, sehingga lebih banyak lagi anak-anak yang mendapatkan edukasi mengenai pentingnya menjaga lingkungan sejak usia dini.
Pada akhir kegiatan, para siswa bersama mahasiswa KKN Undip melakukan refleksi bersama. Mereka mendiskusikan apa yang telah dipelajari dan bagaimana penerapan ilmu tersebut di kehidupan sehari-hari.
Mahasiswa KKN Undip berharap, melalui program kerja ini, tidak hanya siswa SD 02 Ngadimulyo yang mendapatkan manfaat, tetapi juga seluruh masyarakat sekitar dapat lebih peduli dan aktif dalam pengolahan sampah organik. Dengan demikian, tercipta lingkungan yang lebih bersih dan sehat, serta kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik dapat terus ditingkatkan di kalangan masyarakat.
Kegiatan edukasi pengolahan sampah organik melalui ekoenzim yang dilakukan oleh mahasiswa KKN Undip di SD 02 Ngadimulyo ini merupakan langkah kecil namun signifikan dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan. Dengan melibatkan siswa-siswa sejak dini, diharapkan mereka dapat tumbuh menjadi generasi yang lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan di sekitarnya.
Posting Komentar